Selasa, 01 November 2011

Menurut Syech Bin Baaz: Kaum Wahhabiyyah adalah Pengikut Ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab


Banyak kalangan dari salafy wahaby yang merasa gerah atas penisbatan golongan (wahabi) mereka dengan Muhammad bin Abdul Wahhab, dan dikarenakan image yang miring tentang sekte ini, mereka sering bergonta-ganti nama, yang terakhir ini mereka menggunakan nama salafy. Namun, meskipun mereka berganti-ganti nama, namun tetaplah esensinya sama, yaitu sebagai pengikut doktrin Syech Muhammad bin Abdul Wahhab. Dan tidak sedikit pula dari kalangan mereka yang berusaha untuk mencoba membelokkan fakta penisbatan wahhabi ini kepada tokoh lain yaitu Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum seorang tokoh khawarij dari abad 2 H.
Hal ini dapat kita lihat dari pernyataan mereka:
“Mengenai fatwa Al-Lakhmi, maka yang dia maksudkan adalah Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dan kelompoknya, bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya. Hal ini karena tahun wafatnya Al-Lakhmi adalah 478 H, sedangkan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wafat pada tahun 1206 H /Juni atau Juli 1792 M. Amatlah janggal bila ada orang yang telah wafat, namun berfatwa tentang seseorang yang hidup berabad-abad setelahnya. Adapun Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum, maka dia meninggal pada tahun 211 H. Sehingga amatlah tepat bila fatwa Al-Lakhmi tertuju kepadanya. Berikutnya, Al-Lakhmi merupakan mufti Andalusia dan Afrika Utara, dan fitnah Wahhabiyyah Rustumiyyah ini terjadi di Afrika Utara. Sementara di masa Al-Lakhmi, hubungan antara Najd dengan Andalusia dan Afrika Utara amatlah jauh. Sehingga bukti sejarah ini semakin menguatkan bahwa Wahhabiyyah Khawarij yang diperingatkan Al-Lakhmi adalah Wahhabiyyah Rustumiyyah, bukan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikutnya.
Lebih dari itu, sikap Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab terhadap kelompok Khawarij sangatlah tegas. Beliau berkata –dalam suratnya untuk penduduk Qashim–: “Golongan yang selamat itu adalah kelompok pertengahan antara Qadariyyah dan Jabriyyah dalam perkara taqdir, pertengahan antara Murji`ah dan Wa’idiyyah (Khawarij) dalam perkara ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala, pertengahan antara Haruriyyah (Khawarij) dan Mu’tazilah serta antara Murji`ah dan Jahmiyyah dalam perkara iman dan agama, dan pertengahan antara Syi’ah Rafidhah dan Khawarij dalam menyikapi para shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Lihat Tash-hihu Khatha`in Tarikhi Haula Al-Wahhabiyyah, hal 117). Dan masih banyak lagi pernyataan tegas beliau tentang kelompok sesat Khawarij ini.” (Sumber: http://darussalaf.or.id/stories.php?id=130)
“Sebenarnya, Wahabi merupakan firqah sempalan Ibadhiyah khawarij yang timbul pada abad kedua hijriyah (jauh sebelum masa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab -ed), yaitu sebutan Wahabi nisbat kepada tokoh sentralnya Abdul Wahab bin Abdurrahman bin Rustum yang wafat tahun 211 H. Wahabi merupakan kelompok yang sangat ekstrim kepada ahli sunnah, sangat membenci syiah dan sangat jauh dari Islam.” (Sumber:http://muslim.or.id/manhaj/wahabisme-versus-terorisme.html)
Meskipun mereka berusaha mengalihkan fakta penisbatan wahhabi kepada seorang tokoh khawarij Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum dengan menggunakan pendapat dari al-Lakhmi diatas, namun kenyataan berkata lain, sebab menurut Syekh Bin Baaz penisbatan Wahhabi sejatinya adalah ditujukan untuk para pengikut ajaran Syech Muhammad bin Abdul Wahhab bukan Abdul Wahhab bin Abdurrahman bin Rustum seperti yang ditulis oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.
Mari kita lihat apa yang disampaikan oleh Syech Bin Baaz di dalam kitabnya Majmu’ Fatawa Wa Maqolat Mutanawwi’atun Juz 9 Halaman 230:
Penisbatan Wahhabiyyah kepada Muhammad bin Abdul Wahhab oleh Syech
 Bin BaazArtinya yang saya beri tanda kotak merah:
“Al-wahhabiyah adalah penisbatan kepada syech al-imam muhammad bin abdul wahab (wafat 1206 H), Beliau adalah orang yang berupaya mengajak kepada jalan Allah Ta’ala di Najd.”
(Kitab ini dapat didownload di situs perpustakaan digital wahabi http://waqfeya.net/book.php?bid=1749)
Demikianlah apa yang disampaikan oleh Syech Bin Baaz tentang siapa jati diri sekte Wahhabiyyah ini, beliau menyatakan bahwa kaum wahhabiyyah adalah dinisbatkan kepada Syech Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi. Dan pernyataan beliau ini juga mengokohkan tentang pendapat memang benar bahwa Najd itu berada di Hijjaz bukan di Iraq, karena Syech Muhammad bin Abdul Wahhab berasal dari daerah Najd dan bukan berasal dari Iraq  (ingat tentang hadits bahwasanya Najd tempat munculnya Qarn asy-Syaithaan?)
Rasulullaah Shollallaah ‘alaih wa sallam bersabda:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا حُسَيْنُ بْنُ الْحَسَنِ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna yang berkata telah menceritakan kepada kami Husain bin Hasan yang berkata telah menceritakan kepada kami Ibnu ‘Aun dari Nafi’ dari Ibnu Umar yang berkata [Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam] bersabda “Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan” [Shahih Bukhari 2/33 no 1037]
Dan sudah bukan rahasia lagi, bahwasanya awal mula lahirnya sekte wahhabiyyah ini diwarnai kekejaman demi kekejaman yang ditujukan kepada orang-orang dan ulama-ulama yang berseberangan dengan ajaran sekte ini. Rekaman sejarah kekejaman sekte ini banyak ditulis oleh ulama’-ulama’ ahlussunnah wal jama’ah, diantaranya adalah:
1. Syech Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Maliki
Beliau menuliskannya di dalam karyanya Hasyiyah ash-Shawi ‘alaa Tafsiir al-Jalaalain, halaman 255, Tafsir ayat 7 dan 8 Surat Al-Fathir:

Saya tulis ulang teks yang bergaris bawah:

وقيل هذه الاية فى الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب و السنة ويستحلون بذالك دماء المسلمين وأموالهم, لما هو مشاهد الان فى نظائرهم وهم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون انهم على شيء ألا إنهم هم الكاذبون, استحوذ عليهم الشيطان, فأنساهم ذكر الله, اولئك حزب الشيطان, ألا إن حزب الشيطان هم الخاسرون, نسأل الله الكريم أن يقطع دابرهم

“Dikatakan, ayat ini turun terkait kaum khawarij yang telah mengubah ta’wilan Al Quran dan Sunnah, dan dengan itu mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Sebagaimana hal serupa juga kita saksikan saat ini, khususnya pada suatu kelompok yang ada di tanah Hijjaz, yang mana mereka dikenal dengan sebutan Wahhabi. Mereka mengira bahwa mereka berpijak di atas dalil yang kokoh. Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta. Syaithon telah mengalahkan mereka, sehingga membuat mereka lupa dari mengingat Allah. Mereka itulah kelompok syaithon. Ketahuilah, sesungguhnya kelompok syaithon adalah orang-orang yang benar-benar merugi. Kita memohon kepada Allah Yang Maha Mulia untuk membinasakan mereka.”

Catatan khusus mengenai kitab Hasyiyah ash-Shawi ini
Mengenai karya al-Imam Ahmad bin Muhammad ash-Shawi al-Maliki ini pada tahun 1420 H melalui penerbit Dar al-Kutub al-ilmiyyah, Beirut, Libanon, kaum salafy-wahabi berusaha melakukan tahrif/mengubah atas kitab ini dengan tujuan untuk menyembunyikan jati diri wahabi sebenarnya. 
Berikut ini adalah nukilan dari teks yang dipalsukan:
Hasyiyyah ash-Shawi ‘alaa Tafsir al-Jalalain (cetakan Dar al-Kutub al-ilmiyyah, Beirut, Libanon. Tahqiiq: Muhammad Abdul Salam Syahin)

هذه الأية نزلت فى الخوارج الذين يحرفون تأويل الكتاب والسنة, ويستحلون بذلك دماء المسلمين وأموالهم, استحوذ عليهم الشيطان, فأنساهم ذكر الله, اولئك حزب الشيطان, ألا إن حزب الشيطان هم الخاسرون, نسأل الله الكريم أن يقطع دابرهم

“Ayat ini turun terkait kaum khawarij yang telah mengubah ta’wilan Al-Quran dan Sunnah, dengan itu mereka menghalalkan darah dan harta kaum muslimin. Syaithon telah mengalahkan mereka, sehingga membuat mereka lupa dari mengingat Allah. Mereka itulah kelompok syaithon. Ketahuilah, sesungguhnya kelompok syaithon adalah orang-orang yang merugi. Kitamemohon kepada Allah Yang Maha Mulia untuk membinasakan mereka.”

Perhatikanlah, bahwasanya kaum Salafy-Wahabi memotong/menghilangkan kalimat:

لما هو مشاهد الان فى نظائرهم وهم فرقة بأرض الحجاز يقال لهم الوهابية يحسبون انهم على شيء ألا إنهم هم الكاذبون

Yang artinya: “Sebagaimana hal serupa juga kita saksikan saat ini, khususnya pada suatu kelompok yang ada di tanah Hijjaz, yang mana mereka dikenal dengan sebutan Wahhabi. Mereka mengira bahwa mereka berpijak di atas dalil yang kokoh. Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta.”

Jadi demi munutupi sejarah kekejian di masa awal-awal sekte ini dimunculkan, maka kalangan elit dari Wahabi melakukan tahrif atau pemalsuan atas kitab ulama’ ahlussunnah wal jama’ah ini.
2.  al-Imam ibn Abidin al-Hanafi
Salah seorang ulama di kalangan madzhab Hanafiyyah, al-Imam ibn Abidin al-Hanafi rahimahullah memberikan penjelasan khusus mengenai sekte Wahhabiyyah (pengikut ajaran Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi) yang tertuang di dalam kitab karya beliau  yang berjudul Hasyiyah Radd al-Muhtar ‘Ala ad-Durr al-Mukhtar (halaman 413). Disitu dijelaskan secara gamblang bahwasanya kaum pengikut Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi adalah Khowarij di masa kini.

Pembahasan tentang Pengikut Muhammad ibn Abdul Wahhab sebagai Golongan Khawarij di Zaman Kita
Adapun perkataan ["Mereka (khawaarij) mengafirkan para shohabat Nabi Shollallaah 'alaih wa sallam"]; Aku memahami bahwasanya hal ini bukanlah syarat di dalam penamaan kelompok Khowarij, akan tetapi hal ini (penyebutan “khawarij”) menjelaskan bagi siapa saja bagi mereka yang  keluar dari barisan Sayyidinaa ‘Ali radhiyallaah ‘anhu, jika memang tidak demikian maka cukuplah dengan mengkafirkan siapa saja yang menyelisihi pendapat mereka, seperti halnya yang dapat ditemui di zaman kita saat ini, yaitu sekelompok pengikut Abdul Wahhab dari Nejd (Muhammad ibn Abdul Wahhab an-Najdi) yang menguasai secara paksa dua tanah suci (al-haramain) dan mereka mengaku-ngaku bermadzhabkan Hanbaliyyah, bahwasanya mereka menganggap kelompok mereka adalah muslimin yang sebenarnya, dan yang menentang kelompoknya adalah musyrikin. Oleh sebab itu mereka membolehkan membunuh (memerangi) kaum ahlussunnah wal jama’ah dan membunuh (memerangi) pula para ulama’ ahlussunnah wal jama’ah. Hingga kemudian Allah menghancurkan kekuatan mereka dan membumihanguskan tempat tinggal mereka hingga mereka dikuasai oleh balatentara orang-orang Islam, yaitu pada tahun seribu dua ratus tiga puluh tiga hijriyah (tahun 1233 H).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.