Abu Da’ud Sulayman bin Hassan atau yang dikenal dengan panggilan Ibn Juljul lahir di Cordoba, Spanyol pada tahun 944. Sejak kecil dia sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan dan banyak menghabiskan waktu untuk belajar.
Pada usia 10 tahun, dia sudah belajar tentang tata bahasa dan tradisi masyarakatnya. Lalu pada usia 15 tahun, dia mulai mempelajari ilmu kedokteran. Padahal pada zaman modern ini, ilmu kedokteran baru dipelajari di bangku kuliah.
Pengalaman memelajari ilmu kedokteran pada usia sangat dini, membuat Ibn Juljul, pada usia yang relatif muda sudah sangat terampil dalam ilmu kedokteran dan pengunaan obat-obatan herbal. Menurut catatan sejarah yang dikutip Muslimheritage.com , dia pernah bekerja sebagai dokter pribadi Al-Mu’ayyad Billah Hisyam, seorang Kalifah yang berkuasa pada tahun 977-1009 Masehi. Selama masa pemerintahan Kalifah Al-Mu’ayyad, Ibn Juljul banyak menghabiskan waktu untuk mempraktekkan keahlian medisnya dan menulis karya-karya medis.
Ketertarikan Ibn Juljul dengan obat-obatan terutama herbal sebagai obat alami yang banyak diekstrak dari tumbuh-tumbuhan luar biasa besar. Selain mempelajari pengobatan herbal, dia juga mempelajari farmasi.
Saat mempelajari pengobatan dia banyak berbagi dan berlatih dengan Albucasis atau Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas Al-Zahrawi. Albucasis sendiri merupakan seorang dokter bedah di Cordoba, Spanyol yang menemukan penyakit hemofilia di mana bila penderita mengalami luka, darahnya sulit membeku dan terus mengalir. Albucasis juga menuliskan buku yang sangat populer di dunia kedokteran berjudul At-Tasrif liman ‘Ajiza ‘an at-Ta’lif (Metode Pengobatan).
Baik Ibn Juljul dan Albucasis bekerja dan menulis selama hari-hari terakhir masa kekalifahan di Andalusia ( Spanyol). Menurut catatan seorang ahli sejarah kedokteran yang terkenal di Bagdad yakni Bin Abi Usaybi’a, Ibn Juljul menulis sebuah buku sejarah pengobatan yang berjudul Atibba’wa’l Tabaqat al-Hukama.
Menurut Bin Abi, buku tersebut telah diedit beberapa kali. Buku tersebut dimulai dengan tulisan riwayat ayah Ibn Juljul yang juga ahli obat-obatan. Setelah itu dilanjutkan uraian tentang para ahli obat-obatan yang sangat terkenal sebagai para pendahulunya di Andalusia.
Dia juga menuliskan tentang banyaknya hubungan maupun komunikasi yang baik antara kekalifahan Timur dan Andalusia. Selain itu dia juga menceritakan tentang banyaknya para mahasiswa yang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan dan melakukan banyak pelatihan.
Ibn Juljul mempelajari ilmu pengobatan herbal yang dilakukan oleh Pedanius Dioscorides, seorang dokter Yunani kuno, ahli farmasi dan ahli botani. Dioscorides sering bepergian guna mencari bahan-bahan jamu dari seluruh wilayah Romawi dan Yunani. Dia juga menulis lima jilid buku dalam bahasa Yunani asli. Salah satu bukunya yang terkenal berjudul De Materia Medica (Masalah-masalah yang berhubungan dengan medis).
Berdasarkan ajaran dalam buku milik Dioscorides, Ibn Juljul membuat sebuah karya berjudul Maqalah. Dalam karyanya itu dia menuliskan berbagai macam tumbuhan yang penting bagi obat-obatan termasuk sifat tumbuh-tumbuhan tersebut. Dia juga menuliskan efek dari penggunaan tumbuh-tumbuhan tersebut bagi organ tubuh tertentu.
Tumbuh-tumbuhan untuk herbal yang ditulisnya sebanyak 28 jenis, berasal dari India atau tempat-tempat yang ia singgahi dalam perjalanannya melalui rute perdagangan India, 2 dari Yaman, 2 dari Mesir , 1 dari Ceylan, 1 dari Khwarizm, 2 dari kota yang dekat dengan Cordoba. Dalam Maqalah, Ibn Juljul kadang-kadang menuliskan nama orang yang pertama kali menggunakan tumbuhan tersebut untuk pengobatan atau orang yang menceritakan fungsi dan efek penggunaan tumbuhan tersebut.
Ibn Juljul juga pernah membahas tentang batu Bezoar yang dapat digunakan untuk melawan semua racun. Batu tersebut memiliki warna yang kekuning-kuningan dengan garis-garis putih.
Tak hanya itu, dia juga pernah membahas Ribas. Dia menuturkan bahwa menurut salah seorang pedagang kepercayaannya, ribas merupakan sejenis sayuran yang rasanya masam. Ribas dengan akar sangat masam dapat diperoleh di pegunungan yang tertutup dengan salju. Meskipun daftar pengobatan Ibn Juljul memiliki cerita yang eksotis, namun semuanya mengandung elemen medis.
Rupanya karya herbal Ibn Juljul banyak dipelajari oleh para ilmuwan lain. Beberapa ilmuwan lain yang mempelajari metode pengobatan Ibn Juljul diantaranya seorang ahli botani yang bernama Al-Ghafiqi. Dia mengoleksi beragam jenis tumbuh-tumbuhan yang diperolehnya baik dari wilayah Spanyol maupun Afrika. Selain itu, dia juga membuat catatan yang menggambarkan secara detil tentang jenis-jenis tumbuhan dikoleksinya itu. Bahkan seorang ahli sejarah dari Barat yang bernama George Sarton mengatakan, Al Ghafiqi merupakan ahli botani paling cerdas pada masanya.
Deskripsi tentang tumbuh-tumbuhan yang dibuat Al-Ghafiqi diakui sebagai karya yang paling membanggakan yang pernah dibuat seorang Muslim. Pasalnya karya fenomenal Al-Ghafiqi yang judulnya Al-Adwiyah al-Mufradah memberikan inspirasi kepada Ibnu Baytar untuk meneliti tumbuh-tumbuhan dengan cara sederhana seperti yang dilakukan Al-Ghafiqi.
Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baitar, salah satu ahli Botani sekaligus ahli obat-obatan di Spanyol pada abad pertengahan, juga mengutip empat belas obat-obatan herbal milik Ibn Juljul. Padahal Al-Baitar pun merupakan ahli botani hebat. Dia mengoleksi dan mencatat 1.400 jenis tanaman obat yang diperolehnya saat menjelajahi daerah pesisir Mediteranian dari Spanyol ke Suriah. Salah satu karya Al-Baitar yang paling termasyhur berjudul Al-Mughani-fi al Adwiyah al Mufradah.
Para ahli botani dan medis berjumlah banyak yang mengutip karya Ibnu Juljul menunjukkan bahwa karya Ibn Juljul tentang pengobatan herbal teruji oleh waktu. Selain teruji, karya-karya ia sangat berguna dan bernilai bagi para cendekiawan dan praktisi herbalis baik di wilayahnya sendiri, Andalusia maupun di luar negeri seperti di Maroko
Ibn Juljul menggunakan dan menghormati karya-karya herbal kuno dari Yunani. Namun dia membuat pengembangannya sendiri, bahkan yang sebelumnya tidak pernah ada di Yunani. Kontribusi terhadap dunia medis sangat berharga bagi penggunaan tanaman obat selanjutnya, bahkan di dunia modern ini. itz [republika]
Pada usia 10 tahun, dia sudah belajar tentang tata bahasa dan tradisi masyarakatnya. Lalu pada usia 15 tahun, dia mulai mempelajari ilmu kedokteran. Padahal pada zaman modern ini, ilmu kedokteran baru dipelajari di bangku kuliah.
Pengalaman memelajari ilmu kedokteran pada usia sangat dini, membuat Ibn Juljul, pada usia yang relatif muda sudah sangat terampil dalam ilmu kedokteran dan pengunaan obat-obatan herbal. Menurut catatan sejarah yang dikutip Muslimheritage.com , dia pernah bekerja sebagai dokter pribadi Al-Mu’ayyad Billah Hisyam, seorang Kalifah yang berkuasa pada tahun 977-1009 Masehi. Selama masa pemerintahan Kalifah Al-Mu’ayyad, Ibn Juljul banyak menghabiskan waktu untuk mempraktekkan keahlian medisnya dan menulis karya-karya medis.
Ketertarikan Ibn Juljul dengan obat-obatan terutama herbal sebagai obat alami yang banyak diekstrak dari tumbuh-tumbuhan luar biasa besar. Selain mempelajari pengobatan herbal, dia juga mempelajari farmasi.
Saat mempelajari pengobatan dia banyak berbagi dan berlatih dengan Albucasis atau Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas Al-Zahrawi. Albucasis sendiri merupakan seorang dokter bedah di Cordoba, Spanyol yang menemukan penyakit hemofilia di mana bila penderita mengalami luka, darahnya sulit membeku dan terus mengalir. Albucasis juga menuliskan buku yang sangat populer di dunia kedokteran berjudul At-Tasrif liman ‘Ajiza ‘an at-Ta’lif (Metode Pengobatan).
Baik Ibn Juljul dan Albucasis bekerja dan menulis selama hari-hari terakhir masa kekalifahan di Andalusia ( Spanyol). Menurut catatan seorang ahli sejarah kedokteran yang terkenal di Bagdad yakni Bin Abi Usaybi’a, Ibn Juljul menulis sebuah buku sejarah pengobatan yang berjudul Atibba’wa’l Tabaqat al-Hukama.
Menurut Bin Abi, buku tersebut telah diedit beberapa kali. Buku tersebut dimulai dengan tulisan riwayat ayah Ibn Juljul yang juga ahli obat-obatan. Setelah itu dilanjutkan uraian tentang para ahli obat-obatan yang sangat terkenal sebagai para pendahulunya di Andalusia.
Dia juga menuliskan tentang banyaknya hubungan maupun komunikasi yang baik antara kekalifahan Timur dan Andalusia. Selain itu dia juga menceritakan tentang banyaknya para mahasiswa yang melakukan perjalanan untuk mencari ilmu pengetahuan dan melakukan banyak pelatihan.
Ibn Juljul mempelajari ilmu pengobatan herbal yang dilakukan oleh Pedanius Dioscorides, seorang dokter Yunani kuno, ahli farmasi dan ahli botani. Dioscorides sering bepergian guna mencari bahan-bahan jamu dari seluruh wilayah Romawi dan Yunani. Dia juga menulis lima jilid buku dalam bahasa Yunani asli. Salah satu bukunya yang terkenal berjudul De Materia Medica (Masalah-masalah yang berhubungan dengan medis).
Berdasarkan ajaran dalam buku milik Dioscorides, Ibn Juljul membuat sebuah karya berjudul Maqalah. Dalam karyanya itu dia menuliskan berbagai macam tumbuhan yang penting bagi obat-obatan termasuk sifat tumbuh-tumbuhan tersebut. Dia juga menuliskan efek dari penggunaan tumbuh-tumbuhan tersebut bagi organ tubuh tertentu.
Tumbuh-tumbuhan untuk herbal yang ditulisnya sebanyak 28 jenis, berasal dari India atau tempat-tempat yang ia singgahi dalam perjalanannya melalui rute perdagangan India, 2 dari Yaman, 2 dari Mesir , 1 dari Ceylan, 1 dari Khwarizm, 2 dari kota yang dekat dengan Cordoba. Dalam Maqalah, Ibn Juljul kadang-kadang menuliskan nama orang yang pertama kali menggunakan tumbuhan tersebut untuk pengobatan atau orang yang menceritakan fungsi dan efek penggunaan tumbuhan tersebut.
Ibn Juljul juga pernah membahas tentang batu Bezoar yang dapat digunakan untuk melawan semua racun. Batu tersebut memiliki warna yang kekuning-kuningan dengan garis-garis putih.
Tak hanya itu, dia juga pernah membahas Ribas. Dia menuturkan bahwa menurut salah seorang pedagang kepercayaannya, ribas merupakan sejenis sayuran yang rasanya masam. Ribas dengan akar sangat masam dapat diperoleh di pegunungan yang tertutup dengan salju. Meskipun daftar pengobatan Ibn Juljul memiliki cerita yang eksotis, namun semuanya mengandung elemen medis.
Rupanya karya herbal Ibn Juljul banyak dipelajari oleh para ilmuwan lain. Beberapa ilmuwan lain yang mempelajari metode pengobatan Ibn Juljul diantaranya seorang ahli botani yang bernama Al-Ghafiqi. Dia mengoleksi beragam jenis tumbuh-tumbuhan yang diperolehnya baik dari wilayah Spanyol maupun Afrika. Selain itu, dia juga membuat catatan yang menggambarkan secara detil tentang jenis-jenis tumbuhan dikoleksinya itu. Bahkan seorang ahli sejarah dari Barat yang bernama George Sarton mengatakan, Al Ghafiqi merupakan ahli botani paling cerdas pada masanya.
Deskripsi tentang tumbuh-tumbuhan yang dibuat Al-Ghafiqi diakui sebagai karya yang paling membanggakan yang pernah dibuat seorang Muslim. Pasalnya karya fenomenal Al-Ghafiqi yang judulnya Al-Adwiyah al-Mufradah memberikan inspirasi kepada Ibnu Baytar untuk meneliti tumbuh-tumbuhan dengan cara sederhana seperti yang dilakukan Al-Ghafiqi.
Abdullah Ibnu Ahmad Ibnu Al-Baitar, salah satu ahli Botani sekaligus ahli obat-obatan di Spanyol pada abad pertengahan, juga mengutip empat belas obat-obatan herbal milik Ibn Juljul. Padahal Al-Baitar pun merupakan ahli botani hebat. Dia mengoleksi dan mencatat 1.400 jenis tanaman obat yang diperolehnya saat menjelajahi daerah pesisir Mediteranian dari Spanyol ke Suriah. Salah satu karya Al-Baitar yang paling termasyhur berjudul Al-Mughani-fi al Adwiyah al Mufradah.
Para ahli botani dan medis berjumlah banyak yang mengutip karya Ibnu Juljul menunjukkan bahwa karya Ibn Juljul tentang pengobatan herbal teruji oleh waktu. Selain teruji, karya-karya ia sangat berguna dan bernilai bagi para cendekiawan dan praktisi herbalis baik di wilayahnya sendiri, Andalusia maupun di luar negeri seperti di Maroko
Ibn Juljul menggunakan dan menghormati karya-karya herbal kuno dari Yunani. Namun dia membuat pengembangannya sendiri, bahkan yang sebelumnya tidak pernah ada di Yunani. Kontribusi terhadap dunia medis sangat berharga bagi penggunaan tanaman obat selanjutnya, bahkan di dunia modern ini. itz [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.