Sidoarjo, NU Online
Islam itu ramah, ramah itu identik dengan senyum, dan murah senyum identik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Artinya, sosok Islam yang ramah itu sebenarnya adalah NU.
Itulah kesimpulan umum materi yang disampaikan oleh Prof Dr H Ahmad Zahro, MA dalam pengajian di Masjid Agung Sidoarjo pada Ahad (7/8) siang. Selain ramah, menurut Prof Zahro, Islam juga rahmah, yang dapat memberikan maslahah dan kesejukan kepada umat manusia. Dan semua ajaran mulia itu ada pada NU.
“Salah satu tanda NU menunjukkan aspek rahmahnya adalah dengan mengakomodasi empat madzhab dalam fiqih,” kata Prof Zahro.
Karena mengakomodasi ajaran empat madzhab itulah menjadikan kehidupan lebih luwes, dinamis dan dapat mengikuti zaman. NU juga mudah diterima di mana saja, tidak pernah bersikap radikal, namun juga tidak mau menjadi subordinat kekuasaan. Ada yang dirasa aneh oleh Rektor Unipdu Jombang tersebut. Ketika ia menyampaikan hal itu, rupanya masih ada juga yang belum bisa menerima pernyataan tersebut.
“Sampai saya dianggap seperti Muhammadiyah,” kelakar salah seorang A’wan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.
Ada yang tidak biasa dalam pengajian yang dilaksanakan oleh LPLQ Al-Karim asuhan Drs KH Sholeh Qosim, MSi tersebut. Dalam pengajian yang didukung oleh MWC NU, PAC GP Ansor dan Lakpesdam NU Kecamatan Kota Sidoarjo itu, Bupati Sidoarjo H Saiful llah turut hadir. Dalam sambutannya, bupati yang diusung oleh PKB dan didukung penuh oleh NU beserta seluruh Banomnya itu kembali mengemukakan janjinya untuk mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama di Sidoarjo.
Di depan sekitar 600 jamaah yang hadir, turut tampil pula Metty, salah seorang mantan pencandu narkotika. Metty bercerita soal kehidupannya yang terseok-seok, mulai dari terjebak jaringan barang haram hingga masuk penjara dan akhirnya insaf. Tidak lupa ia meminta kepada masyarakat Sidoarjo untuk tidak main-main ataupun berdekatan dengan narkoba, kalau tidak ingin nasibnya hancur.
“Alhamdulillah, dengan adanya pengajian LPLQ Al-karim di Masjid Agung, nuansa Nahdliyin kini semakin mendominasi, di Masjid Agung,” kata Kiai Sholeh, yang juga Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan Al-Quran PP Jam’iyatul Qurra’ Walhuffadz (JQH) NU.
Menurut jadwal, tanggal 14 Agustus ini akan dilaksanakan pengajian bertema ‘shalatlah seperti Rasulullah’ di tempat yang sama. Pemateri adalah KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriah PCNU Jember, yang juga penulis buku-buku tentang amaliah jamaah NU.
Islam itu ramah, ramah itu identik dengan senyum, dan murah senyum identik dengan Nahdlatul Ulama (NU). Artinya, sosok Islam yang ramah itu sebenarnya adalah NU.
Itulah kesimpulan umum materi yang disampaikan oleh Prof Dr H Ahmad Zahro, MA dalam pengajian di Masjid Agung Sidoarjo pada Ahad (7/8) siang. Selain ramah, menurut Prof Zahro, Islam juga rahmah, yang dapat memberikan maslahah dan kesejukan kepada umat manusia. Dan semua ajaran mulia itu ada pada NU.
“Salah satu tanda NU menunjukkan aspek rahmahnya adalah dengan mengakomodasi empat madzhab dalam fiqih,” kata Prof Zahro.
Karena mengakomodasi ajaran empat madzhab itulah menjadikan kehidupan lebih luwes, dinamis dan dapat mengikuti zaman. NU juga mudah diterima di mana saja, tidak pernah bersikap radikal, namun juga tidak mau menjadi subordinat kekuasaan. Ada yang dirasa aneh oleh Rektor Unipdu Jombang tersebut. Ketika ia menyampaikan hal itu, rupanya masih ada juga yang belum bisa menerima pernyataan tersebut.
“Sampai saya dianggap seperti Muhammadiyah,” kelakar salah seorang A’wan Syuriah PWNU Jawa Timur tersebut.
Ada yang tidak biasa dalam pengajian yang dilaksanakan oleh LPLQ Al-Karim asuhan Drs KH Sholeh Qosim, MSi tersebut. Dalam pengajian yang didukung oleh MWC NU, PAC GP Ansor dan Lakpesdam NU Kecamatan Kota Sidoarjo itu, Bupati Sidoarjo H Saiful llah turut hadir. Dalam sambutannya, bupati yang diusung oleh PKB dan didukung penuh oleh NU beserta seluruh Banomnya itu kembali mengemukakan janjinya untuk mendirikan Universitas Nahdlatul Ulama di Sidoarjo.
Di depan sekitar 600 jamaah yang hadir, turut tampil pula Metty, salah seorang mantan pencandu narkotika. Metty bercerita soal kehidupannya yang terseok-seok, mulai dari terjebak jaringan barang haram hingga masuk penjara dan akhirnya insaf. Tidak lupa ia meminta kepada masyarakat Sidoarjo untuk tidak main-main ataupun berdekatan dengan narkoba, kalau tidak ingin nasibnya hancur.
“Alhamdulillah, dengan adanya pengajian LPLQ Al-karim di Masjid Agung, nuansa Nahdliyin kini semakin mendominasi, di Masjid Agung,” kata Kiai Sholeh, yang juga Ketua Bidang Pendidikan dan Pengembangan Al-Quran PP Jam’iyatul Qurra’ Walhuffadz (JQH) NU.
Menurut jadwal, tanggal 14 Agustus ini akan dilaksanakan pengajian bertema ‘shalatlah seperti Rasulullah’ di tempat yang sama. Pemateri adalah KH Muhyiddin Abdusshomad, Rais Syuriah PCNU Jember, yang juga penulis buku-buku tentang amaliah jamaah NU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.