Unie Soviet melakukan invasi ke Afghanistan selama lebih satu dekade. Berakhir dengan kekalahan. Tentara Soviet harus meninggalkan Afghanistan. Meninggalkan sebagian besar peralatan militernya di Afghanistan. Satu dekade yang sia-sia.
Negeri Soviet yang dijuluki "Beruang Merah", yang menjadi imperium Komunisme itu, bukan hanya meninggalkan Afghanistan, tetapi akhirnya bubar. Imperium komunisme berakhir. Berakhir era "Perang Dingin", tidak ada lagi yang disebut dengan "bipolar" Timur (komunis) dan Barat (kapitalis). Imperium Soviet hanya menjadi sebuah kenangan sejarah. Pemimpin Soviet terakhir Mikhail Gorbachev mendeklarasikan akhir era Unie Soviet.
Soviet yang komunis itu, mengembangkan ideologi dengan sangat agresif, ingin menguasi dunia, melalui politik dan militer. Soviet melakukan ekspansi politik dan militer di berbagai belahan dunia, yang tujuannya memperluas pengaruhnya. Lebih separuh dunia dibawah pengaruh komunis. Soviet melakukan penetrasi politik-ideologi, yang diikuti dengan langkah militer, yang kemudian melakukan kudeta, dan mengganti rezim yang ada, kemudian lahir rezim komunis yang menjadi boneka Soviet.
Perluasan pengaruh Soviet dengan politik dan militer ini, yang menguras anggaran, dan menimbulkan beban ekonomi. Sistem ekonomi Soviet yang komunis dengan model sentralistis itu, sangat lemah, dan tidak mampu menopang kebijakan agresif para pemimpin komunis di Moskow, dan akhirnya Soviet bubar, imperium Soviet menjadi kepingan-kepingan kecil, yang tersisa salah satu negara yang ada sekarang ini, Rusia. Rusia sudah tidak mungkin lagi menjadi negara "Adi daya". Karena sampai sekarang, Rusia masih harus berkutat dengan krisis ekonomi.
Francis Fukuyama, merasa bangga Amerika Serikat berhasil mengakahiri emperium Komunis - Soviet, dan mengalahkannya di Afghanistan. Fukuyama setelah Soviet bubar, mengatakan, bahwa masa depan dunia berada di tangan kapitalisme dan demokrasi. Kapitalisme dan demokrasi, selalu identik dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat dipandang sebagai "berhala" nya demokasi. Karena itu, banyak negara yang menjadikan Amerika Serikat sebagai kiblat dan sesembahannya.
Tetapi, Amerika Serikat mengulangi sejarah Unie Soviet, dan melakukan petualangan politik dan militer. Pasca Soviet yang sudah tenggelam dalam sejarah masa lalu itu, kemudian dilanjutkan oleh Amerika Serikat, dan menciptakan "monster" baru, musuhnya yang baru, kemudian yang dituduh menjadi ancaman masa depan, yaitu Islam.
Pasca peristiwa serangan Gedung WTC, 11 September 2001, Presiden Amerika Serikat George Bush, langsung menuduh Taliban dan Al-Qaidah, yang berada dibalik serangan Gedung WTC itu.
Presiden Bush secara unilateral (sepihak) tanpa mendapatkan persetujuan DK. PBB, melakukan invasi militer ke Afghanistan. Menggulingkan pemerintahan Taliban, yang dipimpin Mullah Omar. Taliban berhasil digulingkan dari Kabul, dan seluruh infrastruktur pemerintahannya ikut dihancurkan.
Tetapi, sesudah Amerika Serikat menguasai Kabul, dan menciptakan pemerintahan baru, yang dipimpin Presiden Hamid Karzai, tak mampu menciptakan stabilitas politik dan keamanan di seluruh negeri Afghanistan. Pemerintahan Hamid Karzai tidak efektif. Kekacauan terjadi di seluruh negeri, dan pemerintahannya semakin melemah.
Tokoh-tokoh kunci pemerintahan Hamid Karzai, satu-satu tewas. Pukulan yang paling telak, kematian Ahmed Wali Karzai, yang menjadi adik tirinya. Wali Karzai, orang kedua sesudah Hamid Karzai, yang menjad Gubernur di Kandahar, yang merupakan tempat kelahiran Mullah Omar. Disusul dengan kematian Muhammad Khan, yang menjadi penasihat utama Hamid Karzai.
Hari Minggu malam, sebuah halikopter CH-47 Chinook, yang mengangkut 38 pasukan elite Amerika Serikat, berhasil ditembak jatuh oleh Taliban, hanya dengan menggunakan RPG. Halikopter CH-47 Chinook itu, mengangkut dua lusin pasukan elite Angkatan Laut Amerika Serikat SEAL yang akan membantu pasukan Rangers Amerika Serikat dan ingin menangkap tokoh Taliban di Wardak.
Laporan Pentagon menunjukkan indikasi bahwa sebagian besar anggota SEAL yang tewas adalah anggota SEAL Team Elite 6. Mereka yang tewas termasuk anggota unit yang membunuh Osama bin Laden pada serangan malam hari di Abodtabad, Pakistan, 2 Mei lalu.
Reaksi publik Amerika Serikat sangat negatif. Publik Amerika Serikat menuntut pemerintahan Barack Obama, segera menarik pasukan Amerika Serikat segera keluar dari Afghanistan. Sudah terlalu banyak pasukan Amerika Serikat yang tewas di medan tempur di Afghanistan. Sekarang terdapat 100.000 pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Afghanistan. Hanya bertujuan memerangi Taliban dan al-Qaidah. Kenyataannya Amerika Serikat sampai sekarang gagal mengalahkan Taliban dan al-Qaidah.
Dampak dari petualangan militer Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak, menyedot anggaran yang sangat besar, dan menyengsarakan. Amerika Serikat harus memikul beban anggaran untuk membiayai pasukannya yang ada di luar negeri, yang jumlahnya mencapai triliunan dollar, dan terus menggerogoti anggaran negeri yang sekarang terancam bangkrut.
Amerika Serikat diambang resesi. Dengan utangnyag yang mencapai $ 14,3 triliun dollar atau setara dengan 100 persen dari PDB-nya. Persetujuan Kongres tentang kenaikan utang, yang menyelamatkan Amerika Serikat dari gagal bayar (default), tak mendapat sambutan positif di seluruh pasar bursa saham. Nilai perdagangan di bursa saham, semuanya rontok, dan berimbas ke seluruh dunia.
Lembaga S & P menurunkan rating Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+, yang sejatinya secara pamor Amerika Serikat sebagai negara "Adi daya" sudah jatuh. Amerika menjadi negara gagal, dan tidak layak lagi menjadi negara yang menentukan perannya global.
Afghanistan benar-benar menjadi penentu nasib dua raksasa "Adi daya", Unie Soviet dan Amerika Serikat, yang keduanya runtuh, sesudah mengalami kekalahan dalam petualangan militer di negeri miskin, yang bernama Afghanistan. Wallahu'alam.
Sumber: http://www.eramuslim.com/editorial/amerika-serikat-membayar-harga-mahal.htmNegeri Soviet yang dijuluki "Beruang Merah", yang menjadi imperium Komunisme itu, bukan hanya meninggalkan Afghanistan, tetapi akhirnya bubar. Imperium komunisme berakhir. Berakhir era "Perang Dingin", tidak ada lagi yang disebut dengan "bipolar" Timur (komunis) dan Barat (kapitalis). Imperium Soviet hanya menjadi sebuah kenangan sejarah. Pemimpin Soviet terakhir Mikhail Gorbachev mendeklarasikan akhir era Unie Soviet.
Soviet yang komunis itu, mengembangkan ideologi dengan sangat agresif, ingin menguasi dunia, melalui politik dan militer. Soviet melakukan ekspansi politik dan militer di berbagai belahan dunia, yang tujuannya memperluas pengaruhnya. Lebih separuh dunia dibawah pengaruh komunis. Soviet melakukan penetrasi politik-ideologi, yang diikuti dengan langkah militer, yang kemudian melakukan kudeta, dan mengganti rezim yang ada, kemudian lahir rezim komunis yang menjadi boneka Soviet.
Perluasan pengaruh Soviet dengan politik dan militer ini, yang menguras anggaran, dan menimbulkan beban ekonomi. Sistem ekonomi Soviet yang komunis dengan model sentralistis itu, sangat lemah, dan tidak mampu menopang kebijakan agresif para pemimpin komunis di Moskow, dan akhirnya Soviet bubar, imperium Soviet menjadi kepingan-kepingan kecil, yang tersisa salah satu negara yang ada sekarang ini, Rusia. Rusia sudah tidak mungkin lagi menjadi negara "Adi daya". Karena sampai sekarang, Rusia masih harus berkutat dengan krisis ekonomi.
Francis Fukuyama, merasa bangga Amerika Serikat berhasil mengakahiri emperium Komunis - Soviet, dan mengalahkannya di Afghanistan. Fukuyama setelah Soviet bubar, mengatakan, bahwa masa depan dunia berada di tangan kapitalisme dan demokrasi. Kapitalisme dan demokrasi, selalu identik dengan Amerika Serikat. Amerika Serikat dipandang sebagai "berhala" nya demokasi. Karena itu, banyak negara yang menjadikan Amerika Serikat sebagai kiblat dan sesembahannya.
Tetapi, Amerika Serikat mengulangi sejarah Unie Soviet, dan melakukan petualangan politik dan militer. Pasca Soviet yang sudah tenggelam dalam sejarah masa lalu itu, kemudian dilanjutkan oleh Amerika Serikat, dan menciptakan "monster" baru, musuhnya yang baru, kemudian yang dituduh menjadi ancaman masa depan, yaitu Islam.
Pasca peristiwa serangan Gedung WTC, 11 September 2001, Presiden Amerika Serikat George Bush, langsung menuduh Taliban dan Al-Qaidah, yang berada dibalik serangan Gedung WTC itu.
Presiden Bush secara unilateral (sepihak) tanpa mendapatkan persetujuan DK. PBB, melakukan invasi militer ke Afghanistan. Menggulingkan pemerintahan Taliban, yang dipimpin Mullah Omar. Taliban berhasil digulingkan dari Kabul, dan seluruh infrastruktur pemerintahannya ikut dihancurkan.
Tetapi, sesudah Amerika Serikat menguasai Kabul, dan menciptakan pemerintahan baru, yang dipimpin Presiden Hamid Karzai, tak mampu menciptakan stabilitas politik dan keamanan di seluruh negeri Afghanistan. Pemerintahan Hamid Karzai tidak efektif. Kekacauan terjadi di seluruh negeri, dan pemerintahannya semakin melemah.
Tokoh-tokoh kunci pemerintahan Hamid Karzai, satu-satu tewas. Pukulan yang paling telak, kematian Ahmed Wali Karzai, yang menjadi adik tirinya. Wali Karzai, orang kedua sesudah Hamid Karzai, yang menjad Gubernur di Kandahar, yang merupakan tempat kelahiran Mullah Omar. Disusul dengan kematian Muhammad Khan, yang menjadi penasihat utama Hamid Karzai.
Hari Minggu malam, sebuah halikopter CH-47 Chinook, yang mengangkut 38 pasukan elite Amerika Serikat, berhasil ditembak jatuh oleh Taliban, hanya dengan menggunakan RPG. Halikopter CH-47 Chinook itu, mengangkut dua lusin pasukan elite Angkatan Laut Amerika Serikat SEAL yang akan membantu pasukan Rangers Amerika Serikat dan ingin menangkap tokoh Taliban di Wardak.
Laporan Pentagon menunjukkan indikasi bahwa sebagian besar anggota SEAL yang tewas adalah anggota SEAL Team Elite 6. Mereka yang tewas termasuk anggota unit yang membunuh Osama bin Laden pada serangan malam hari di Abodtabad, Pakistan, 2 Mei lalu.
Reaksi publik Amerika Serikat sangat negatif. Publik Amerika Serikat menuntut pemerintahan Barack Obama, segera menarik pasukan Amerika Serikat segera keluar dari Afghanistan. Sudah terlalu banyak pasukan Amerika Serikat yang tewas di medan tempur di Afghanistan. Sekarang terdapat 100.000 pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Afghanistan. Hanya bertujuan memerangi Taliban dan al-Qaidah. Kenyataannya Amerika Serikat sampai sekarang gagal mengalahkan Taliban dan al-Qaidah.
Dampak dari petualangan militer Amerika Serikat di Afghanistan dan Irak, menyedot anggaran yang sangat besar, dan menyengsarakan. Amerika Serikat harus memikul beban anggaran untuk membiayai pasukannya yang ada di luar negeri, yang jumlahnya mencapai triliunan dollar, dan terus menggerogoti anggaran negeri yang sekarang terancam bangkrut.
Amerika Serikat diambang resesi. Dengan utangnyag yang mencapai $ 14,3 triliun dollar atau setara dengan 100 persen dari PDB-nya. Persetujuan Kongres tentang kenaikan utang, yang menyelamatkan Amerika Serikat dari gagal bayar (default), tak mendapat sambutan positif di seluruh pasar bursa saham. Nilai perdagangan di bursa saham, semuanya rontok, dan berimbas ke seluruh dunia.
Lembaga S & P menurunkan rating Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+, yang sejatinya secara pamor Amerika Serikat sebagai negara "Adi daya" sudah jatuh. Amerika menjadi negara gagal, dan tidak layak lagi menjadi negara yang menentukan perannya global.
Afghanistan benar-benar menjadi penentu nasib dua raksasa "Adi daya", Unie Soviet dan Amerika Serikat, yang keduanya runtuh, sesudah mengalami kekalahan dalam petualangan militer di negeri miskin, yang bernama Afghanistan. Wallahu'alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.